Wanita dan pula Sulung

Ketakutan si wanita sulung hanyalah sebatas meminta pertolongan.

Meminta waktu ditemani kala semestanya saling berpencar, beradu, keluar dari orbitnya.

Ketakutan si wanita sulung itu adalah memperlihatkan semua kartu buruk pada sekitarnya.

Baginya, apa itu negosiasi emosi? 
Kuat kuat lah kuat 
ketika harus menyerap banyak curahan caci dari sang ibu.

Berawal dari tuntutan untuk mendengarkan, kini si sulung kesulitan untuk mengutarakan.

Wanita dan pula sulung, pundaknya begitu lebar serta nyaman jadi sandaran.

Akan tetapi selalu sulit mencari ketenangan.

Kemana harus bergantung?
Kemana harus mengadu?




Ironinya, kemana dia agar merasa aman? 

Komentar

Postingan Populer