Ibu Telah Pulang
Telah berpulang rasa iba ibu kami setiap kali matanya menyala garang karena amarah. Lebam-lebam biru pada permukaan kulit coklat kami samar-samar terlihat tapi dalam terasa.
Telah berpulang naluri ibu kami setiap kali bunyi perut terdengar, ibu sibuk menyuapi kekasihnya.
Telah berpulang rasa sayang kami karena ibu yang setiap harinya membasahi pipi.
Berpulangnya sosok ibu kami dirayakan megah dan suka cita oleh orang-orang berwajah seribu. Di sampingnya ada sesosok bayang hitam yang kelam. Tersenyum ke arah kami penuh kemenangan.
Meski raga ibu berdiri tegak
Meski tinta tertera di kertas
Meski senyum terus mengembang lebar
Bagi kami, hari itu adalah hari kepergiannya.
Dan kami berduka.
Komentar
Posting Komentar