Es Mambo Rasa Jeruk




Pagi itu sepulang dari pasar, 
dua gadis cilik berlari ke arah dapur membawa bingkisan roti kadet isi selai kacang dan meses masing-masing. Di taruhnya bingkisan itu di meja dapur, kepala mereka menengok kanan kiri mencari sosok perempuan di belakangnya yang berjalan lambat membawa dua kantong plastik besar yang isinya sayur mayur juga bahan dagangannya untuk membuat Es Mambo Rasa Jeruk. 

Perempuan tua itu manis, kulitnya bersih berwarna kuning langsat. 
Banyak kerutan juga bercak kecoklatan di wajah tak buat dia jadi kurang cantik.
Rambutnya yang hampir memutih sering dia pulas dengan cat hitam cap lady.
"Ade, yuk hari ini bikin es?" ajaknya pada dua gadis cilik ini. 

Jika saja perempuan itu memberikan nama Ade 1 dan Ade 2 atau Ade Kurus dan Ade Gendut, mungkin dua gadis kecil ini tidak akan berkelahi soal "Ade siapa yang diajak buat bikin Es Mambo Rasa Jeruk?"

Alih-alih menjelaskan, 
Perempuan ini mempersiapkan segala keperluan Es Mambonya. 
Panci besar, besaaaaarrrr sekali hingga badan si Ade Gendut itu saja tertutup, dia taruh di atas meja depan si Ade Gendut. 
Ade yang Kurus, karna merasa lebih tua dari yang gendut dia berdiri bertopang dagu menunggu botol-botol orson di keluarkan dari plastik, sebuah sikap yang bijak dan dewasa saat itu untuk tidak ikut duduk di atas meja bagi anak umur sekitar 7 tahun.

Air matang mendidih dimasukan dalam panci,
Satu botol orson rasa jeruk juga dituangkan dengan cekatan,
Tak lupa setengah kilo gula pasir pasaran ditabur dan diaduk oleh si Ade Gendut,
Ade Kurus membantu setelahnya, memasukan cairan cikal bakal Es Mambo itu ke dalam plastik-plastik kecil dan diikat kuat atasnya.

Di depan kulkas sambil memasukan belasan Es Mambo Rasa Jeruk,
seolah belum puas perkara panggilan Ade, 
dua gadis kecil ini beradu mulut untuk mempertahankan gelar "Ade"

"Aku yang Ade! aku masih kecil!" teriak si Ade yang gendut.
"Di rumah aku dipanggil Adeee! Aku anak paling kecil di rumah!" balas si Ade yang kurus.

Ade yang gendut kesal, karena dia tidak punya rumah terpisah, dia juga kesal cuma dia anak satu-satunya, tidak ada kakak-kakak lain yang bisa memperkuat statementnya untuk mempertahankan gelar "Ade". Yang dia lakukan kemudian apa? 
Tentu berteriak lebih kencang sambil menangis! namanya juga bocah.  
"MBAHHHH MBAHHHH UTI, MBAH AKU ADE KANNN???"

Si Ade yang kurus panik, dia sama berteriak "AKU YANG ADE MBAHHHHHH!!!!"

Perempuan itu menggelengkan kepala sambil berkata 
"Jadi Es Mambonya belum dimasukin ke kulkas dari tadi?"

Yang ditanya malah jadi pada lomba nangis.

Perempuan itu memeluk kanan kiri kedua cucunya, diciumnya satu-satu gadis-gadis cilik ini
"Semuanya Ade. Gara-gara Ade aja berantem... hadeuh!"


Komentar

Postingan Populer