Gadis Bawah Tangga
Gadis itu menegadah ke atas,
Dilihatnya Pria yang dia kagumi sibuk dengan segala perlengkapan patrolinya malam ini.
Pria itu bergegas bangkit dari kursi dan menyalakan senternya sambil membawa catatan virtual yang masuk dalam saku kemejanya yang kebesaran.
Gadis itu panik dan buru-buru kembali pada posisinya, berlari berjinjit mencoba untuk tak bersuara atau bahkan dia harap suara tubuhnya tidak terlalu ribut.
Lorong kanan, lurus terus belok lagi, blok A.
Dia mencoba membuka pintu kaca displaynya tapi suara langkah kaki sepatu keds prianya terlalu membuyarkan pikiran!
Semua orang dalam display meliriknya dengan khawatir sambil berbisik-bisik
"Cepat! Cepat! Cepat!"
Knop pintu terbuka
Dia langsung bergegas kembali pada posisi dengan tersenyum kaku.
Pria yang dicintanya mulai masuk pada blok A. Dia berjalan seperti biasa, hanya melirik-lirik mengecek semuanya aman. Sampai pada satu ruang display, dimana dia cukup lama berdiri disitu. Gadis itu tetap tersenyum kaku. Kaku sekali karena gugup. Sampai saat si pria tersebut berjalan kembali, seorang gadis lainnya yang berdiri disebelahnya berbisik "ah... Kau. Cintamu susah sekali digapai."
Gadis itu terus tersenyum meski sebenarnya dia menggerutu mendengar kawannya berkata benar
Dalam benaknya yang dia bayangkan sedang bersedih, dia bertanya
"Aku harus bagaimana? Aku bisa apa?"
Dilihatnya Pria yang dia kagumi sibuk dengan segala perlengkapan patrolinya malam ini.
Pria itu bergegas bangkit dari kursi dan menyalakan senternya sambil membawa catatan virtual yang masuk dalam saku kemejanya yang kebesaran.
Gadis itu panik dan buru-buru kembali pada posisinya, berlari berjinjit mencoba untuk tak bersuara atau bahkan dia harap suara tubuhnya tidak terlalu ribut.
Lorong kanan, lurus terus belok lagi, blok A.
Dia mencoba membuka pintu kaca displaynya tapi suara langkah kaki sepatu keds prianya terlalu membuyarkan pikiran!
Semua orang dalam display meliriknya dengan khawatir sambil berbisik-bisik
"Cepat! Cepat! Cepat!"
Knop pintu terbuka
Dia langsung bergegas kembali pada posisi dengan tersenyum kaku.
Pria yang dicintanya mulai masuk pada blok A. Dia berjalan seperti biasa, hanya melirik-lirik mengecek semuanya aman. Sampai pada satu ruang display, dimana dia cukup lama berdiri disitu. Gadis itu tetap tersenyum kaku. Kaku sekali karena gugup. Sampai saat si pria tersebut berjalan kembali, seorang gadis lainnya yang berdiri disebelahnya berbisik "ah... Kau. Cintamu susah sekali digapai."
Gadis itu terus tersenyum meski sebenarnya dia menggerutu mendengar kawannya berkata benar
Dalam benaknya yang dia bayangkan sedang bersedih, dia bertanya
"Aku harus bagaimana? Aku bisa apa?"
Komentar
Posting Komentar