Lima Lebih


Sore itu pukul lima lebih lima belas, Jakarta padat seperti biasanya. Sedikit mendung tapi tidak menggoyahkan semangat si lelaki untuk bertemu.
"Lima lebih lima belas, oke?" ucap kekasih hatinya dan diamini. Langkah kakinya santai, tidak terburu-buru karena dia sengaja pergi lebih awal dari teman-teman kantornya. Dan ini masih pukul empat tiga puluh.

Oh, apa harus diralat? pada bagian kekasih hatinya, sebenarnya belum secara resmi, tapi lelaki itu amat sangat menyukai gadisnya ini kurang lebih sudah lima tahun dan selama itu pula penolakan selalu keluar dari mulut manis gadisnya. penolakan.'Yah pokoknya hari ini harus bisa, jika tidak mungkin aku akan berhenti' batinnya. Tapi diam-diam dia sangat optimis jika hari ini bukanlah sebuah penolakan. dan senyum pun terus mengikutinya hingga masuk dalam keramaian busway sore itu.

"Mas, mas mas mas! duduk saja." tawar seorang perempuan,  mengenakan kemeja putih abu namun kebesaran sekali, terlihat dari sabuk nya yang dia tarik sampai habis dan sisa kain roknya yang mencuat. tidak sadar lelaki itu ternyata tidur dengan mulut menganga didekat pintu. malu-malu dia pun duduk bekas si perempuan belia. 'Oh, sudah berapa lama ini? mengapa aku tertidur ditengah keramaian?' lirikan matanya pada jam di pergelangan tangan kanan seolah menampar dirinya. Oh! ini sudah lewat dari pukul lima lebih lima belas!

Dia langsung turun dari busway tersebut, mencoba mengejar waktu. segala macam cacian akan kebodohannya sendiri sudah banyak terucap selama dia memesan transportasi online lain. namun jika melihat keadaannya yang sepadat ini rasanya transportasi sekecil dan seramping apapun tidak akan mampu menolongnya. kekasih hatinya pun tidak memberikan pesan setelah satu jam berlalu. sudah pasti ini adalah pertanda buruk. sudah pastilah memang ini adalah doa dari kekasih hatinya dan semesta mengamini.

"Ah sudah lah." lelaki itu pasrah. berdiri di bawah jembatan penyebrangan, dan membatalkan pesanan transportasi online."Hari ini gagal lagi," dia mengeluarkan note dari tasnya dan menulis singkat sebuah angka diantara deretan angka lainnya. Yang pasti ini adalah percobaannya yang sudah kelima kali lebih hingga satu lembar pun tidak menampung.

"Mas, mas mas mas! topi mas jatuh tadi di dalam," ucap seorang perempuan dalam busway sebelumnya.lelaki itu pun menoleh karena merasa terpanggil lalu sadar yang dikatakan perempuan tersebut benar. "Makasih ya!" ucapnya menerima uluran topinya. perempuan berseragam putih abu itu tidak pergi setelahnya, dia memperhatikan lelaki tersebut lalu sebelum dia memutar tubuhnya untuk pergi, dia mengucapkan " Doa mbanya kuat kali mas, penolakan lagi." lelaki itu terdiam dan dalam tarikan nafasnya yang dalam dia mengikhlaskan memang bukan wanita kekasih hatinya itu yang pantas. atau bahkan memang bukan diriku yang pantas. jadi, ya sudah lah. dia merobek kertas tersebut dan pergi berjalanan meninggalkan sobekan note berisi deretan angka dalam kotak berwarna oren.

Komentar

Postingan Populer