Kelu
"Jadi jadi jadi bagaimana?" Desaknya menuntut jawabanku. Aku hanya menarik nafas dalam-dalam dan tenang. Memikirkan wajahmu kembali saja membuat kupu-kupu di perutku berhamburan menggelitik.
Dia masih menunggu jawabanku, tapi seketika daftar apa yang kusuka darimu menghilang dalam hitungan detik. "Aku tidak tahu,"
Dia mengkerutkan keningnya kebingungan "aku tidak bisa menjelaskan lebih, yang aku tahu aku senang melihatnya ketika tersenyum kepadaku. Aku tidak bermaksud terlalu percaya diri." Jelasku lagi.
"Dan itu adalah alasannya, kamu mendapatkan alasannya."
Aku menggelengkan kepala tidak setuju, bukankah alasan itu lebih menjurus kearah yang spesifik?
Jika alasanku adalah sesederhana itu, kurasa aku terlalu percaya diri.
Komentar
Posting Komentar