Rupa Rasa di Jakarta - Mantra Mustajab

"Aku berdoa..."

Bisikmu pelan, khusyuk, tepat di telinga kananku kamu berbisik halus, dalam pelukan hangat, kamu mengucap mantra.

"Di mana pun nanti, kamu tetap selalu baik dan menyenangkan."

Ku tarik tubuhku, melihat wajahmu yang tulus serta kedua alis yang terangkat ramah. Matamu penuh harapan baik hingga rasanya lidahku kelu untuk membalas.

"Biar semua orang tahu betapa menyenangkan dan hangatnya kamu, aku mau semua orang merasakannya juga."

Ucapmu lagi,

"Tadi aku juga berdoa, agar kamu selalu dikelilingi orang-orang yang sayang sama kamu."

lagi,

"Agar kamu selalu nyaman nantinya meski kita jauh."

dan lagi.

Hingga kecupan di pipiku bagaikan penutup dari semua mantra yang kamu ucap
tepat di sebelah kanan pipiku
sampai-sampai aku bisa mencium aroma permen Melon dari bibirmu.

Kini,
tepat 3 tahun setelah mantramu terucap
aku kembali berdoa...
Semoga mantramu masih berlaku hingga hari ini.

Saat hari terasa berat
Aku selalu berujung memeluk kedua lututku sendiri.

Dengan egoisnya aku berharap besar
Mantramu masih berlaku hingga hari ini.

Meski kini kita berjauh, sangat jauh.
Jangankan kecup dan peluk,
sapa pun tak lagi terselip.

Aku masih berpegang pada mantramu malam itu.


Komentar

Postingan Populer