Teruntuk Nona

Tuan itu
Pipinya meruam merah melihat Nona yang tidak biasa.
Dipandangnya lekat-lekat sekali dua kali merunduk takut tertangkap, memastikan Nona masih berada ditempatnya.

"Nona tidak tahu sebetapa aku terkesima olehnya malam ini. Sebelum cahaya esok datang, aku hilang dalam jauhnya angka." batin Tuan

Dia melihat Nona menari-nari di depan mata tapi jauh di hati. Hatinya berbisik untuk katakan halo, egonya menahan.

"Nona, ku harap, kamu tahu maksud ku kemarin adalah pesan manis yang tidak mau ku tambah dan tidak mau juga ku kurangi. Jadi ku harap jangan membenci, Nona,"

Dilihatnya sekali lagi Nona yg lihai menari ditengah. Senyum kecut mulai jelas di wajah Tuan, muram.

Komentar

Postingan Populer