Doh, Bodoh.
Oh lelakiku
Mengenakan celana pendek andalan musim kemarau tahun ini, berlari lari lali dia dengan ikat pinggang kulit tuanya.
Oh lelakiku,
kaos kakinya menutupi mata kaki lalu keds yang berwarna putih itu talinya dia ikat melilit sampai pergelangan kaki. Manisnya lelakiku.
Oh lelakiku,
Menikmati detik-detik penghabisan musim kemarau sambil menyesap es asem jawa dari sedotan, dia sesekali melirik kearah ku. Memastikan apakah aku pun suka dengan minuman favoritnya itu?
Oh lelakiku, ya, rasanya tidak buruk lah. Aku lebih suka kunir asem dengan es sejujurnya.
Oh, ya. Penghujung hari itu sebelum matahari turun ditutupi candi, kau mengecup sekilas pipiku dan berlari dengan wajah jahil. Awas! Kau lali dengan celanamu yang tanpa ikat pinggang itu!
Oh lelakiku, sudah kubilang, celanamu jatuh sampai pinggang, kamu mencoba menarik-narik celanamu keatas sambil berlari lalu tersandung kecil. Bodohnya lelakiku.
Mengenakan celana pendek andalan musim kemarau tahun ini, berlari lari lali dia dengan ikat pinggang kulit tuanya.
Oh lelakiku,
kaos kakinya menutupi mata kaki lalu keds yang berwarna putih itu talinya dia ikat melilit sampai pergelangan kaki. Manisnya lelakiku.
Oh lelakiku,
Menikmati detik-detik penghabisan musim kemarau sambil menyesap es asem jawa dari sedotan, dia sesekali melirik kearah ku. Memastikan apakah aku pun suka dengan minuman favoritnya itu?
Oh lelakiku, ya, rasanya tidak buruk lah. Aku lebih suka kunir asem dengan es sejujurnya.
Oh, ya. Penghujung hari itu sebelum matahari turun ditutupi candi, kau mengecup sekilas pipiku dan berlari dengan wajah jahil. Awas! Kau lali dengan celanamu yang tanpa ikat pinggang itu!
Oh lelakiku, sudah kubilang, celanamu jatuh sampai pinggang, kamu mencoba menarik-narik celanamu keatas sambil berlari lalu tersandung kecil. Bodohnya lelakiku.
Komentar
Posting Komentar