Aku dan teh, kamu dan kopi
Pagi itu matahari pun masih enggan bergegas untuk bangkit, tapi kita sudah terjaga dengan dua cangkir.
Kamu bilang "Selamat" dengan menyesap cangkir kopimu. Aku tersenyum sambil mengeratkan kedua tanganku pada cangkir teh milikku. Mencari kehangatan.
Nyatanya aku tidak perlu lagi mencari kehangatan dari secangkir teh, toh hatiku sudah jauh lebih hangat dari sebelum kamu menuangkan tehnya.
Bandung, 18
Komentar
Posting Komentar