Ada Pagi di Bulan

Hey!
Salam hangat dari matamu yang masih enggan membuka lebar. 
Lalu aku tersenyum melihatmu yang mengutuk pagi itu. 
Tersenyum tipis, tapi gadis dibatinku tahu aku menahannya, dia mengangkat kedua alisnya seolah memaklumi kebahagianku yang kunikmati sendiri. 

Menampar diriku sendiri, aku tersadar kau memanggil namaku. Samar-samar kucium aroma mint yang terbakar, apa yang kau coba pagi ini? Dari sisa semalam kah? Atau dari seorang ibu penjual klontongan?
Aku tak peduli. Aku suka baunya.

Kemarau di pagi itu kunikmati wajahmu yang terkantuk-kantuk. 

Kemarau di pagi itu kuyakini diriku menikmati caramu tersenyum.

Kemarau di pagi itu kuyakini dirimu tidak pernah gagal untuk membuatku tersenyum.

Tapi, kemarau di pagi itu kuyakini diriku tidak pernah bisa lebih dari ini. 

Kemarau di pagi itu aku yakini banyak hati yang sedang menulis prosa juga untukmu.

Komentar

Postingan Populer