Same Mistake


"Kalau begitu, pecahkan saja gelasnya! agar ruangan ini gaduh!" 
"Oh Tuhan...." laki-laki itu mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Kau terlalu drama! ini yang selalu membuatku tidak suka dengan tingkahmu!" lanjutnya.
Gadis itu terpaku sebentar sebelum dia membalas perkataan lelaki itu "Aku bukan drama, aku hanya lelah.... lelah mencari perhatianmu." katanya sambil tertunduk lemas.

Padahal dua tahun yang lalu, dia ingat sekali dengan perkataan seorang laki-laki yang menyatakan "Aku suka kamu apa adanya. aku suka kamu dengan segala tingkah kamu. kamu buat aku berwarna, denganmu, aku tidak hanya melihat jingga. Tapi ada pelangi yang jauh lebih indah."

"Kamu buat aku jenuh!" teriak laki-laki itu. "Kamu cuma bisa teriak,nangis atau, tertawa lebar! kamu gak bisa apa-apa!" lanjutnya
Kata-kata itu bagai pisau yang menusuk dadanya, pandangannya menanar tapi dia tidak mau terlihat lemah di depan laki-laki ini. "Maaf..." 

Padahal setahun yang lalu, dia ingat sekali ada seorang laki-laki yang hanya mengurung diri di kamar dengan depresi. wajahnya pucat, tangannya gemetar dengan cemas, bukan, dia bukan mengalami sakau. tapi dia sedang mengalami depresi berat. tangannya tidak lagi mampu menggambar. walaupun dokter hanya mengatakan itu hanya sebentar, tapi laki-laki itu tetap saja merasa dia kehilangan tangannya untuk selamanya. Hingga suatu hari, gadis itu membawa lembaran kertas putih dan beberapa macam pensil, laki-laki itu hanya melihatnya dengan tatapan marah, tapi saat gadis itu mengambil tangan kanan laki-laki itu, dia pasrah. di tuntunlah tangan kanan laki-laki itu untuk mengambil satu buah pensil. "Aku gak bisa gambar" kata laki-laki itu dengan nada parau. tapi gadis itu tidak memperdulikannya. di tuntun lagi lah tangan laki-laki. "Kamu bisa, asal kamu gak kalah sama keadaan." kata gadis itu. I Can, itu yang dia baca saat dia membuka matanya. dengan ragu-ragu laki-laki itu memeluk gadisnya.

"Aku butuh orang yang selalu ingetin aku buat tetap berpijak di bumi. bukan dengan dunia khayal!" tutur laki-laki itu lagi. "Mungkin Zaera orang yang kamu cari, cukup aku mengisi masa lalu, bukan masa depanmu." kata gadis itu dengan nada yang tertahan. laki-laki itu hanya menatapnya dengan tatapan kaget, di dalam hatinya pun masih merasa bersalah karena posisi gadis itu tergantikan oleh sosok Zaera. "Tak apa, kamu gak usah ngerasa bersalah gitu sama aku. kejar Zaera, perempuan itu akan merasa beruntung dapetin hati kamu." lanjut gadis itu, kini air matanya tidak bisa tertahan lagi, air matanya mengalir. dengan ragu-ragu, laki-laki itu pun pergi meninggalkan gadis itu.

Padahal setahun yang lalu, dia ingat sekali ada seorang laki-laki yang sedang memandang senja dengan mata sayu, "Pernah ngerasa capek sama dunia nyata gak sih?" tanya laki-laki itu. lalu gadis itu menggelengkan kepalanya. hening. "Kamu jangan terlalu keras sama diri sendiri. terkadang berkhayal dan bersikap kayak anak kecil lagi tuh bisa ngecharger rasa capeknya kamu." kata gadis itu. Lalu laki-laki itu tersenyum menatap gadisnya


 ***

Dua tahun berlalu.....

Gadis itu duduk dengan manis di bangku taman kota. sesekali tangannya menyuapkan chips kesukaannya. hingga dia sadar ada tangan lain pula yang sedang memegang chipsnya. "Kamu?" tanya gadis itu dengan wajah kaget. Ya, laki-laki itu datang kembali. "Hey" sapanya dengan canggung. Gadis itu hanya tersenyum simpul. Lalu mereka duduk tanpa saling membuka pembicaraan. hening. hingga laki-laki itu membuka percakapan yang sedari dulu ingin dia katakan. "Zaera bukan orang yang tepat ternyata." katanya dengan kepala tertunduk. Gadis itu hanya menatapnya dengan tatapan iba. "Maaf dulu aku ninggalin kamu cuma buat ngejar Zaera. maaf..." Katanya dengan penuh penyesalan. "Kamu gak perlu minta maaf, toh aku ikhlas-ikhlas aja kamu sama Zaera. karena yang Istimewa selalu tergantikan dengan yang selalu ada. Zaera selalu ada buat kamu, beda sama aku yang masih terlalu egois mikirin diri sendiri sebelum kamu." kata Gadis itu. laki-laki itu menatap gadis itu dengan tatapan pilu, di raihnya tangan gadis itu "Tapi kamu selalu jadi yang teristimewa. dan gak ada yang bisa gantiin kamu!" katanya. Gadis itu menarik kedua tangannya "Maaf..." hanya kata itu yang bisa dia ucapkan. "Kita bisa ulang semuanya dari awal. aku bisa rubah sikapku. aku sayang sama kamu....." kata laki-laki itu dengan lirih. 
Lalu, tiba-tiba ada seseorang berjalan dengan santai menghampiri bangku itu, mendekati gadis itu dengan senyumnya yang mempesona, "Kamu udah siap?" tanyanya. laki-laki yang sedari tadi duduk dengan gadis itu hanya bisa terdiam dan terpaku. "Bisa kita pergi sekarang?" tanya gadis itu kepada laki-laki yang mempunyai senyuman mempesona. "Tapi.. kamu lagi ngobrol?" tanyanya. "Enggak kok, aku udah selesai." kata gadis itu sambil berdiri dari bangkunya. gadis dan lelaki tampan itu pun pergi meninggalkan bangku taman itu. hening. hampa. hanya itu yang laki-laki itu rasakan saat ini. hanya itu.

Komentar

Postingan Populer