Realistis
Terkadang, saya bermimpi.
Bermimpi menjadi sesuatu yang saya harapkan sejak lama. Gadis kecil yang beranjak dewasa, jatuh cinta kepada idolanya. Bermain dengan anak-anak populer dengan segala percakapan yang tidak cukup penting.
Bermimpi memiliki idola hatinya dan ayalnya cerita di novel-novel remaja yang selalu Happy Ending dengan pasangannya.
Sayang, ini bukan negeri dongeng.
Ini Realita. Ini Hidup. Yang terkadang baiknya minta ampun, dan jahatnya menusuk jantung.
Ini Realita. Terkadang lelah dengan semua kenyataan yang tidak sesuai keinginan. semuanya terbalik dengan cerita novel-novel remaja yang dulu saya idam-idamkan.
Nyatanya, saya harus membuat cerita saya sendiri. Ya, berfikirlah Realistis. Ini bukan Negeri Dongeng.
Ini hidup, kita bukan sedang di Negeri Dongeng dengan segala cerita plot, latar, dan temanya kita yang tentukan. Bukan.
Berpikirlah Realistis. Karna kita bukan sedang di Negeri Dongeng.
Bermimpi menjadi sesuatu yang saya harapkan sejak lama. Gadis kecil yang beranjak dewasa, jatuh cinta kepada idolanya. Bermain dengan anak-anak populer dengan segala percakapan yang tidak cukup penting.
Bermimpi memiliki idola hatinya dan ayalnya cerita di novel-novel remaja yang selalu Happy Ending dengan pasangannya.
Sayang, ini bukan negeri dongeng.
Ini Realita. Ini Hidup. Yang terkadang baiknya minta ampun, dan jahatnya menusuk jantung.
Ini Realita. Terkadang lelah dengan semua kenyataan yang tidak sesuai keinginan. semuanya terbalik dengan cerita novel-novel remaja yang dulu saya idam-idamkan.
Nyatanya, saya harus membuat cerita saya sendiri. Ya, berfikirlah Realistis. Ini bukan Negeri Dongeng.
Ini hidup, kita bukan sedang di Negeri Dongeng dengan segala cerita plot, latar, dan temanya kita yang tentukan. Bukan.
Berpikirlah Realistis. Karna kita bukan sedang di Negeri Dongeng.
Komentar
Posting Komentar